Engkau Buang Kemana Waktumu
Waktu
merupakan sebuah modal kehidupan bagi seorang muslim. Bisa jadi benar perkataan
“waktu adalah uang”. Namun seorang muslim tidak layak menyematkan perkataan itu
terhadap dirinya. Saya berfikir mungkin lebih tepatnya ‘waktu adalah kebaikan”.
Itulah yang seharusnya tertanam didalam hati seorang muslim. Karena orientasi
kita sebagai seorang muslim bukanlah pencapaian materi yang bersifat fana. Tentu
ada yang jauh lebih baik dari hal tersebut, yaitu surga yang luasnya seluas
langit dan bumi. Yang menjadi pertanyaan apakah kita telah berusaha
mendapatknnya lebih dari usaha kita mendapatkan semua yang kita kejar di dunia
ini. Sangat disayangkan jika kita lebih fokus mengejar apa yang ada di dunia
dengan melupakan apa yang telah Allah Subhanallahu wata’ala janjikan di akhirat
kelak. Waktu kita sangat terbatas hidup di dunia, hanya sampai kematian datang.
Bukankah kematian itu dekat dan bukanlah waktu yang lama, karena kita tidak
tahu Allah memberikan kehidupan sampai kapan kepada kita, jika ajal datang
nanti saat kita tidur maka cukup sampai disanalah kehidupan kita. Sedangkan seberapa
banyakkah amal yang telah kita persiapkan untuk menghadap Allah subhanallahu wata'ala.
Ingat
saudara-saudaraku, hidup ini bukanlah sekedar main-main atau senda gurau semata
melainkan semuanya akan mendapatkan pertanggung jawaban disisi Allah. Setiap
waktu kita, lelah kita, harta kita, ilmu kita dan apapun yang kita miliki
selama hidup di dunia tidak akan lepas dari sebuah pertanggung jawabban di sisi
Allah. Jika semua yang kita lakukan dan kita miliki mendatangkan ridho Allah
maka akan mendatangkan balasan kebaikan darinya berupa surga yang luasnya
seluas langit dan bumi. Begitu pun sebaliknya jika apa yang kita lakukan
mendatangkan murka Allah maka nerakanya lah sebagai balasan atas kelalaian dan
kedurhakaan kita.
Rasulullah pernah
bersabda :
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang
hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang
umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang
hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya,
serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya” (HR. Tirmidzi)
Tentu
sebagai seorang muslim kita sudah tahu bahwa Allah mencipatakan kita tidak lain
hanya untuk beribdah kepadanya berdasarkan firmannya yang ada didalam surat
Adz-dzariyat ayat 56. Sebagian besar dari manusia lalai dari tujuannya
diciptakan. Sehingga mereka lebih memprioritaskan kepentingan dunia daripada
kehidupan akhiratnya. Contoh sederhananya adalah ketika Adzan dikumandangkan
seberapa banyak dari orang-orang muslim untuk segera berangkat ke masjid
melaksanakan shalat berjamaah. Kita lihat masih banyak orang-orang muslim lebih
mementingkan urusan duniannya dari pada panggilan Allah. Sekarang ini banyak
kaum muslimin dan muslimah yang lalai dengan melakukan hal yang sia-sia. Bahkan
terkadang ada hal yang tidak bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhiratnya,
sungguh merugi mereka yang lalai dalam kesia-siaan tersebut. Ada banyak hal
sia-sia yang masih sering dilakukan seorang muslim diantaranya :
- Menonton televisi, disana banyak tontonan yang tidak mendidik apalagi bermanfaat. Bahkan banyak aurat yang terumbar.
- Banyak menonton film atau yang sejenisnya, hal ini hampir tidak ada bedanya dengan menonton televisi.
- Banyak mendengarkan musik, padahal musik adalah hal yang melalaikan dan salah satu penyebab matinya hati seorang muslim hingga membuatnya enggan mendengarkan ayat-ayat Allah. Maka dari itu seorang penghafal Al-quran tidak boleh sama sekali mendengarkan musik karena akab menghambat hafalannya. Musik adalah sesuatu yang bertolak belakang dengan Al-Quran dan tidak akan pernah berjalan beriringan.
- Banyak bergaul, hal ini yang paling sering menjadi penyebab kelalaian seorang muslim. Bahkan sering sekali didalamnya terdapat pembicaraan yang tidak penting dan ghibah.
- Banyak rapat, ini biasanya banyak terjadi di kalangan mahasiswa yang aktif berorganisasi. Terlalu banyak rapat hanya menghabiskan waktu, terkadang banyak perdebatan didalamya padahal perdebatan adalah hal yang harus dihindari seorang muslim. Boleh melakukan rapat asal benar-benar penting keperluannya.
- Membaca bacaan yang tidak bermanfaat, tidak berguna bagi kehidupan dunia dan akhiratnya. Tidak menambah ketakwaannya kepada Allah, diantaranya seperti novel, komik, dan sebagainya.
- Banyak makan, ini juga sering terjadi kepada seorang muslim. Mereka makan terlalu kenyang, bahkan sampai perut serasa tidak dapat menampung makanan lagi. Dengan banyak makan otomatis seseorang akan banyak tidur dan menjadikan dia tidak produktif.
Beberapa poin di
atas adalah hal tidak bermanfaat yang masih sering dilkukan seorang muslim dan
mungkin ada lagi yang belum sempat disebutkan, padahal banyak hal bermanfaat
yang bisa dilakukan seorang muslim untuk mengisi waktu luangnya. Jika kita
disibukkan dengan hal yang tidak bermanfaat maka kapan waktu kita digunakan
untuk menuntut ilmu syar’i dan beramal sholeh sebagai bekal untuk menghadap
Allah Azza wajalla. Memang manusia cenderung lalai ketika memiliki 2 nikmat
yang diberikan Allah, pertama adalah nikmat sehat dan kedua, nikmat waktu luang. Hal ini
seperti hadits dari sahabat Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda :
“Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu)
kesehatan dan waktu luang”. ( HR Bukhari )
Ulasan mengenai
pentingnya memanfaatkan waktu ini saya tutup dengan perkataan Imam Asy-Syafi’i
rahimmahullah yang mengambil ibrah atau pelajaran dari perkataan seorang sufi dengan mengatakan “Aku bergaul
dengan kaum sufi hanya dua kalimat yang aku peroleh sebagai manfaat dari
mereka. Mereka mengatakan: “Waktu adalah
pedang, jika engkau tidak memotongnya maka ia akan memotongmu dan Jika engkau tidak menyibukkan
jiwamu dengan kebenaran, maka ia akan menyibukanmu dengan kebatilan.”