QURANKU
BERDEBU
Mengingat masa kecil dahulu juga mengingatkanku akan hal menarik
didalamnya. Masa dimana yang kita fikirkan hanya main, main, dan main. Memang
seperti itulah pada umumnya, aku tak tau jika diantara kalian ada yang berbeda.
Jika memang iya berarti kalian istimewa, karena kalian tak seperti kebanyakan
orang. Disamping bermain, ada kegiatan rutin yang selalu kita kerjakan setiap
sore, masih ingatkah ?. Iya, dulu pasti setiap sore kita selalu pergi ke TPQ
(Tempat Pendidikan Quran) baik itu di masjid ataupun musholla. Keduanya tak ada
bedanya, sama-sama menjadi tempat belajar kita untuk bisa melantunkan ayat suci
Al-Quran. Betapa bahagianya dahulu pergi ke TPQ bersama teman-teman rame-rame
untuk belajar Alif, Ba, Ta dan seterusnya melalui buku Iqro. Berangkat menuju
TPQ dengan perasaan senang dan penuh semangat, aku pun lupa apa yang mendorong
diriku semangat berangkat TPQ. Apa mungkin semua itu karena banyak teman ya…jadi
di TPQ tujuannya bukan hanya belajar membaca Al-Quran tapi juga karena ingin
bertemu teman-teman.
Tak terasa hari-hari berlalu dengan
cepat, kita pun beranjak sedikit lebih dewasa, lebih tepatnya sampai di usia
remaja. Disinilah kita mulai meninggalkan yang namanya membaca Al Quran, di
awali dari teman yang keluar dari TPQ kemudian menyusul yang lainnya. Mereka
bilang “Sudah tua malu kalo kumpul sama anak-anak kecil”. Sungguh alasan yang
tidak logis, padahal kan juga banyak teman-teman yang satu pantaran atau
seangkatan. Sebenarnya alasan utama yang membuat mereka berhenti termasuk
diriku sendiri adalah karena mulai banyaknya kesibukan yang sebenarnya itu
tidak lebih utama dari belajar membaca Al-Quran. Banyak diantaranya termasuk kesibukan yang
mealalaikan hingga membuat kita lupa akan pentingnya ibadah. Sampai-sampai
sehari tak menyentuh yang namanya Al-Quran. Inilah start kita untuk membuat
Quran yang dulu sering kita baca berdebu, bahkan bisa jadi sampai hari ini debu
itu belum tersisihkan dari atas Quran kita.
Coba mulai detik ini kita
instrospeksi diri, melihat kondisi diri sendiri yang terus lalai oleh kehidupan
dunia. Padahal kita diciptakan didunia ini tidak lain hanya untuk beribadah
kepada Allah. Sudikah tujuan hidup kita melenceng dari jalurnya. Allah telah
memberikan pedoman hidup untuk kita seorang muslim berupa kitab Al-Quran yang
mulia. Jika sampai detik ini saja kita belum memahami isinya apalagi mau
mengamalkannnya, dan jika sampai detik ini saja kita belum sempat membukanya
apalagi mau membacanya. Mungkin sekian dulu ulasan pada kali ini ya. Insyaa
Allah akan berlanjut pada artikel selanjutnya dengan bahasan mengenai beberapa
hal yang bisa mendorong sesorang istiqomah dan merasa nikmat ketika membaca
Al-Quran.