Minggu, 23 April 2017

Jangan Biarkan Hati Kita Lalai


Jangan Biarkan Hati Kita Lalai


   


  Hati ini begitu mudah dibolak balikkan. Sedikit saja hati kita lalai mengingat Allah akan memudahkan kita terjerumus dalam kemaksiatan. Kita harus selalu mengokohkannya. Hati kita adalah penggerak semua anggota badan. Kemana hati itu condong, kearah itulah raga berbuat. Jagalah hatimu untuk selalu terpaut kepada Allah. Bukankah kita ingin khusyu didalam sholat kita, bukankah kita ingin sholat kita membuat kita benar-benar mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar. Bukan hanya sekedar rutinitas tetapi benar-benar menjadikan media komunikasi kita dengan Allah. Tempat kita mengadu, tempat kita meminta pertolongan. Karena tidak ada tempat mengadu yang lebih baik melainkan tempat sujud. Tidakkah kita ingin merasakan tangisan ketaatan didalam sholat kita. Tidakkah kita ingin merasakan getaran ketentraman di hati kita. Begitu nikmat ketika kita telah merasakannya, bahkan tidak ada nikmat yang lebih besar didunia ini melainkan merasakan hal tersebut. Ternyata benar, hanya dengan mengingat Allah lah hati kita merasa tentram. 



{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ}
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28).



 Sungguh tak mudah menjaga hati untuk selalu terpaut kepada Allah. Bisa kita rasakan ketika sholat. Mungkin pernah kita didalam sholat merasakan kekhusyuan mengingat Allah sepenuhnya hingga meneteskan air mata. Tetapi disaat waktu sholat selanjutnya hal itu tidak terjadi lagi. Tak ada kekhusyuan sama sekali, itulah contoh kongkritnya. Maka dari itu kita harus selalu mengingat Allah diantara waktu-waktu sholat.  Jangan biarkan hati kita lupa untuk mengingatnya. Ternyata Kelalaian hati diantara dua sholat lah yang membuat kita tidak khusyu didalam sholat. Hal ini telah penulis rasakan dan teliti berdasarkan pehaman yang didapat. Coba mulai saat ini kita berzikir untuk mengingat Allah diantara dua sholat. Insyaa Allah itu akan membuat kita lebih khusyu ketika waktu sholat tiba. Sisakan sedikit waktu saja untuk berdzikir, sesibuk apapun kita. Kita kan hidup hanya untuk beribadah kepada Allah. Sayang kan jika kita menyia-nyiakan waktu yang sedikit ini. Sejatinya hidup ini adalah menunggu waktu sholat, usahakan kita sholat tepat waktu dan berjamaah terutama bagi laki-laki. Karena selain lebih khusyu, itu juga akan meningkatkan syiar islam.

Marilah kita bersama-sama meningkatkan kualitas sholat dengan lebih banyak mengingat Allah diantara waktu-waktu sholat kita. Penulis mengatakan hal tersebut bukan berarti penulis selalu khusyu didalam sholatnya. Tetapi penulis juga masih sering lalai untuk mengingat Allah. Penulis hanya ingin berbagi pengalaman dan sedikit ilmu yang dimiliki. Berorientasi kepada kebangkitan islam dimasa yang akan datang. Selain itu sebagai hujjah penulis ketika menghadap Allah hari kiamat kelak.

Semoga bermanfaat
Hamba Allah yang selalu mengharap bimbingan, petunjuk dan Ampunanya.
@Ashvihan Imana

Kamis, 13 April 2017

Rupamu Ujian Untukmu

Rupamu Ujian Untukmu


            Pernakah kita menyadari bahwa setiap apa yang melekat pada diri kita adalah titipan. Titipan yang datangnya dari sang pencipta yaitu Allah subhanallahu wata’ala. Dia yang memiliki segala sesuatu, tidak ada Tuhan selain dia dan dia berkuasa atas segala sesuatu. Maka dari itu jagalah setiap titipan yang telah Allah titipkan dengan tidak menodainya dengan maksiat. Kita tidak boleh menyombongkan atas apa yang melekat pada diri kita termasuk ke tampanan dan kecantikan. Sebagian besar dari kita merasa sangat bangga ketika memilki wajah yang tampan atau pun cantik, padahal sejatinya itu hanya titipan yang Allah percayakan kepada kita dan sekaligus menjadi ujian di kehidupan dunia yang fana ini. Banyak dari manusia yang memiliki wajah tampan maupun cantik merasa lebih dari mereka yang memiliki wajah yang dibilang pas-pasan atau jelek, Padahal Allah tidak mengukur seseorang baik tidaknya dari wajahnya melainkan mereka yang paling bertakwa kepada Allah. Seperti firman Allah dibawah ini.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
(QS Al Hujurat : 13 )

         Allah sudah menjelaskan didalam kitab suci Al-quran bahwa kita diciptakan hanya untuk beribadah kepadanya tanpa alasan yang lain. Oleh karena itu yang paling baik dimata Allah adalah mereka yang paling bertakwa dan paling baik ibadahnya bukan mereka yang paling tampan atau cantik wajahnya. Apa gunanya bagi kita yang memiliki wajah tampan dan cantik tetapi lupa akan beribadah kepada Allah, kita lalai atas nikmat yang telah Allah berikan. Tidak sedikit dari mereka yang tampan dan cantik memamerkan ketampanan dan kecantikannya sehingga apa yang mereka lakukan lebih condong kepada kemaksiatan seperti realita pada saat ini. Cara berpakaian mereka terutama bagi kaum hawa, mereka berpakaian terbuka dengan mengumbar aurat tanpa ada malu padahal agama yang mereka anut adalah islam. Sedangkan islam melarang perempuan untuk menampakkan auratnya karena itu akan menimbulkan mudharat bagi mereka.
            Marilah kita belajar dari pengalaman nabi Yusuf A.S, seorang nabi yang telah Allah beri wajah yang tampan namun dia menjadi orang yang bertakwa. Ketika itu siapa yang tidak tertarik ketika melihat wajah nabi Yusuf, bahkan wanita yang melihatnya berkata bahwa nabi Yusuf adalah malaikat. Sampai-sampai tangan mereka tidak terasa telah teriris pisau ketika melihat ketampanan nabi Yusuf. Bahkan ada istri seorang menteri yang canti dan jelita bernama Zhulaika tertarik dengan dia, hingga menjebak nabi Yusuf agar bisa berzina dengannya karena begitu tampannya seorang nabi Yusuf ini. Ini merupakan ujian berat yang dihadapi nabi Yusuf karena memiliki wajah yang tampan. Namun dengan izin dan pertolongan Allah, nabi Yusuf berhasil lolos dari ujian tersebut. Nabi Yusuf tidak ingin bermaksiat kepada Allah, dia bertakwa kepada Allah dan dia memahami bahwa zina itu adalah perbuatan yang keji. Setelah kejadian tersebut nabi Yusuf di fitnah bahwa dia akan memperkosa Zhulaika, dia pun akhirnya dipenjara karena tuduhan tersebut. Setelah mendiami penjara nabi Yusuf berkata seperti yang ada didalam firman Allah berikut ini


قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُوْنَنِيْ إِلَيْهِۚ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّيْ كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِّنَ الْجٰهِلِيْنَ
Yusuf berkata, "Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh."
( QS Yusuf : 33 )

        Inilah yang patut kita teladani dari kisah nabi Yusuf, dia tidak ingin melanggar apa yang telah dilarang oleh Allah. Sedangkan dia diberi kenikmatan berupa ketampanan yang akhirnya menjadi ujian baginya. Kita sebagai seorang muslim yang mungkin diberi nikmat ketampanan harus bisa belajar dari pengalaman nabi Yusuf ini yang telah diabadikan didalam Al-Quran.

Semoga bermanfaat
Hamba Allah yang selalu mengharap petunjuk dan bimbingan serta ampunannya.
@Ashvihan Imana

Senin, 10 April 2017

Menuntut Ilmu

Menuntut Ilmu



 
             Hari-hari yang kita lalui selalu kita selingi dengan menuntut ilmu. Bahkan kita dituntut untuk berilmu demi bekal masa depan kita kelak menghadapi dunia ini. Terbayang apa yang telah kita cita-citakan di masa depan. Masa depan yang cerah yang kita impikan, masa depan yang mapan yang kita harapkan dan sebagainya. Tentu saja semua itu tidak bisa didapat dengan mudah seperti mudahnya membalik telapak tangan. Maka dari itu usaha dan kerja keras harus kita kerahkan dengan maksimal untuk mencapai semua itu. Namun hanya itukah tujuan kita menuntut ilmu. Padahal dibalik semua itu terdapat tujuan yang lebih utama yaitu mencari ridho Allah dan sebagai bekal kita untuk memasuki surganya. Allah berfirman bahwa kita sebagai manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepadanya tanpa tujuan yang lain.
       Allah SWT berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ  اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(QS. Adz-Dzariyat 51: Ayat 56)

Kita harus paham bahwa saat ini kita hidup di dunia sehingga kita juga membutuhkan bekal kehidupan di dunia. Maka carilah kehidupan dunia itu dengan sungguh-sungguh tanpa harus melupakan tujuan utama kita diciptakan didunia ini. Sungguh kita akan menjadi orang yang merugi ketika kita memaksimalkan untuk mencari kehidupan dunia tapi melupakan ibadah kepada Allah Subhanallahu wata’ala.

          Allah sebagai pencipta kita telah memberikan tuntunan bagi kita sebagai seorang hamba agar bisa mendapatkan hidup yang baik di dunia dan di akhirat kelak. Allah telah memberikan tuntunan sejak lama melalui kitab yang diturunkan kepada rasulullah shallallahu alaihi wasallam yaitu Al quran. Tidak hanya melalui Al-quran saja tuntunan itu, tetapi juga sunnah rasulullah yang merupakan perkataan dan perbuatannya. Saat ini perkataan dan perbuatannya telah diabadikan oleh ulama terdahulu didalam hadits. 
          Allah telah mengatur tata cara kehidupan ini melalui agama yang diridhoinya yaitu islam. Allah menyempurnakan agama islam sejak zaman rasulullah shallallahu alaihi wassalam hingga hari kiamat kelak. Mengapa kita sebagai seorang muslim enggan untuk mempelajari islam. Padahal islam itu indah, islam itu damai, islam itu menentramkan dan islam itu sempurna. Semua hal telah diatur didalam islam dari hal yang besar bahkan hal yang paling kecil. Maka dari itu Allah mewajibkan bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu sejak lahir hingga ajal menjemput. Itulah bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya agar mereka bisa mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat.
       Marilah kita bersama-sama mempelajari apa itu islam melalui Al-Quran dan As-sunnah agar kita menjadi manusia yang beruntung di dunia maupun di akhirat. Kita juga harus mempelajari ilmu dunia sebagai bekal hidup kita di dunia tanpa melupakan ilmu agama yang sejatinya lebih utama. Semoga Allah selalu memberkahi kita dengan dipahamkan ilmu agama seperti yang di sabdakan rasulullah.
“Man yuridillahu bihi khairan yufaqqihhu fiddin ”
Artinya;
Barang siapa yang Allah kehendaki baik, maka Allah akan berikan kepadanya pemahaman agama. ( HR Al bukhari-Muslim )

Semoga bermanfaat
Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk dan bimbingan serta ampunannya.
@Ashvihan Imana